Sumatera Selatan, provinsi yang kaya akan budaya dan keindahan alam, menawarkan berbagai objek wisata yang menarik untuk dijelajahi. Dari keindahan alamnya yang mempesona hingga kekayaan sejarah yang mendalam, Sumatera Selatan menyajikan pengalaman wisata yang beragam. Di tengah pesona sungai Musi yang mengalir tenang dan kota Palembang yang modern, terdapat banyak destinasi yang siap memikat hati para pelancong. Mari kita telusuri beberapa objek wisata unggulan yang menjadikan Sumatera Selatan sebagai salah satu tujuan wisata yang wajib dikunjungi.
1. Jembatan Ampera
Jembatan Ampera adalah ikon Kota Palembang yang terkenal daya tarik wisata yang ada di sekitarnya. Kawasan sekitar Jembatan Ampera menjadi tempat ramai bagi pelancong dengan berbagai restoran, kafe, dan ruang terbuka untuk bersantai. Selain itu, terdapat aktivitas wisata lain seperti menikmati pemandangan dari Sungai Musi dengan menyewa kapal. Jembatan ini juga berfungsi sebagai penghubung antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir, serta dekat dengan objek wisata lain seperti Benteng Kuto Besak dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Artikel tersebut menekankan aksesibilitas jembatan yang mudah dijangkau dan tidak memerlukan biaya untuk menikmatinya.
Sejak berdiri, Jembatan Ampera Palembang sudah mengalami tiga kali pergantian warna. Awalnya adalah abu-abu, kemudian berubah menjadi kuning. Di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, warnanya berganti lagi menjadi merah dan terus bertahan hingga saat ini. Sebagai daya tarik wisata, kawasan sekitar jembatan selalu ramai oleh pelancong. Tak heran kalau di sekitar kawasan ini banyak berkembang spot wisata dan rekreasi.Restoran dan café jadi spot yang paling banyak digandrungi wisatawan, yang ingin menikmati waktu santai sambil melihat pemandangan jembatan yang megah. Selain itu, ada juga ruang terbuka dan museum di dekat jembatan ini.
2. Pulau Kemaro
Pulau Kemaro salahsatu tujuan wisata populer di kota Palembang yang terletak di delta kecil Sungai Musi, sekitar 6 km ke hilir Jembatan Ampera. Diberi nama Kemaro bermakna kemarau karena pulau ini selalu kering. Daya tarik Kemaro adalah Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau.Selain pagoda ada Kampung Air Pulau Kemaro dan Klenteng Hok Tjing Rio yangdibangun sejak tahun 1962. Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang diyakini menjadi legenda terbentuknya pulau ini.
Pagoda Pulau Kemaro:
Daya tarik Pulau Kemaro adalah Pagoda berlantai 9 yang menjulang ditengah-tengah pulau yang dibangun tahun 2006. Pagoda ini tingginya 45 meter dengan masing-masing tingkatnya 5 meter. Pagoda dibangun sembilan tingkat dimaksudkan agar sejalan dengan makna Feng Shui. Memiliki delapan sudut seperti simbol Pat Kwa atau Kedelapan Trigram. Warna pagoda tersebut memiliki warna-warna yang cerah sesuai dengan makna simbol warna yang terdapat pada kebudayaan Tiongkok.
Kampung Air Pulau Kemaro:
Selain Pagoda, di Pulau Kemaro juga terdapat Kampung Aer.
Kampung dengan daya tarik, dimana masyarakatnya hidup dengan budaya sungai Musi. Masyarakat mengembangkan budidaya ikan lele, sayuran hidroponik dan bonsai.Selain visitor center dan community center. Disini juga ada galeri barang antik dari @musitreasuregallery yang berfungsi sebagai tempat koleksi dan edukasi mengenalkan barang peninggalan sejarah hasil temuan dari Sungai Musi.
Bungalow dan Pantai:
Pemerintah Kota Palembang terus mematangkan rencana pengembangan destinasi wisata Pulau Kemaro,yang lokasinya berjarak 6 kilometer dari Jembatan Ampera. Salah satunya dengan telah dibangunnya 10 Bungalow dan pantai buatan yang saat ini masih dalam proses pembangunan.
Secara bertahap dikawasan Bungalow dan pantai buatan ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti taman, fasilitas olahraga dan wahana permainan,sehingga kedepan Bungalow dan Pantai Buatan ini akan menjadi Destinasi unggulan baru di Kota Palembang.
Sumber: Wikipedia.
3. Benteng Kuto Besak
Palembang juga punya bangunan sebuah Benteng yang bersejarah. Benteng Kuto Besak. Dari sana traveler bisa melihat indahnya Sungai Musi. Sejarahnya, Benteng Kuto Besak adalah bangunan keraton dari abad ke-18 yang menjadi pusat Kesultanan Palembang. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 atas prakarsa Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758, lalu diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. Kawasan pelataran di depan Benteng kuto Besak pun ditata sedemikian rupa oleh pemerintah kota Palembang, menjadi sebuah plaza alias alun-alun yang bisa digunakan wisatawan untuk beraktivitas.
4. Taman Nasional Sembilang
Taman Nasional Sembilang adalah taman nasional yang seluas 2.051 km2 di sepanjang pantai timur Sumatra, Indonesia. Taman ini didominasi oleh rawa-rawa sebagai hutan gambut, seperti Taman Nasional Berbak di sebelahnya, dan kedua taman tersebut merupakan lahan basah Ramsar yang memiliki kepentingan internasional.[2]
Taman Nasional Sembilang merupakan habitat bagi harimau Sumatra, gajah Asia, tapir Asia, siamang, kucing emas, rusa Sambar, buaya muara, ikan Sembilang, penyu air tawar raksasa, lumba-lumba air tawar, dan berbagai spesies burung. Taman Nasional ini dianggap memiliki komunitas burung pantai paling kompleks di dunia, dengan 213 spesies yang tercatat, dan mendukung koloni pengembangbiakan burung Bangau bluwok terbesar di dunia.[2][3] Dari Palembang ke Taman Nasional Sembilang membutuhkan waktu satu jam perjalanan darat ditambah satu setengah jam perjalanan laut dan kemudian satu jam perjalanan darat.
Pesisir dan kawasan hutan, terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin merupakan habitat bagi beberapa jenis hewan di antaranya:
- Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
- Gajah Asia (Elephas maximus sumatranus)
- Malayan Tapir (Tapirus indicus)
- Siamang (Hylobates syndactylus syndactylus)
- Kucing Emas (Catopuma temminckii temminckii)
- Rusa Sambar (Cervus unicolor equinus)
- Buaya Air Asin (Crocodylus porosus)
- Ikan Sembilang (Plotusus canius)
- Penyu Air Tawar Raksasa (Chitra indica)
- Lumba-lumba Air Tawar (Orcaella brevirostris)
5. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
adalah museum di kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Museum ini didirikan di bekas bangunan rumah residen kolonial Sumatera Selatan abad ke-19. Bangunan ini juga menjadi gedung dinas pariwisata Palembang.
6. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya atau sebelumnya dikenal dengan nama Situs Karanganyar adalah taman purbakala bekas kawasan permukiman dan taman yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang terletak tepi utara Sungai Musi di Kec. Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Di kawasan ini ditemukan jaringan kanal, parit dan kolam yang disusun rapi dan teratur yang memastikan bahwa kawasan ini adalah buatan manusia, sehingga dipercaya bahwa pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang terletak di situs ini. Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia.